Laman

Rabu, Oktober 20, 2010

Pelestarian Permainan Tradisional

Permainan Tradisional 

Jika kita menanyakan pernahkah kalian memainkan permainan tradisional seperti Betangan, Grobak Sodor, dan PetakUmpet pada anak-anak sekarang hampir sebagian besar dari mereka pasti menjawab tidak pernah, jangankan memainkannya mungkin namanya saja asing bagi mereka. Anak-anak sekarang tidak mengetahui bahwa permainan tradisional adalah permainan yang sangat mengasikan  dan menyenangkan karena mereka sekarang lebih suka menghabiskan waktu bermainnya di depan komputer atau di  depan Televisi . Waktu-waktu luang mereka dihabiskan untuk bermain PS,Game Oline,dan jejaring sosial di dunia maya serta menonton Televisi. Padahal menurut Sosiolog dari Universitas Indonesia, Dra. Siti Hidayati menilai video games cukup gawat pengaruhnya pada sosialisasi anak. Dalam proses sosialisasi, anak butuh teman sebaya untuk bermain.
Disisilain permainan tradisional mempunyai dampak sangat positif bagi anak-anak, karena dengan bermain mereka dapat belajar berinteraksi sosial, berempati, berkerjasama dan memhami sifat rekan-rekanya. selain itu permainan tradisinal juga dapat dijadikan sebagai sarana Olah raga. Dengan bermain, anak dapat mengembangkan kreativitasnya dalam ide atau pelajaran. Hal ini sesuai dengan Penelitian Astuti (dalam Fitriani 2009) menunjukkan bahwa permainan tradisional dapat meningkatkan kemampuan sosial. Sedangkan penelitian Masturi (dalam Fitriani 2009) menunjukkan bahwa permainan tradisional mampu meningkatkan kemampuan berempati.
Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan masyarakat  namun kenyatannya kebanyakan pendidikan formal Menurut Munandar (dalam Fitriani 2009) pendidikan formal di Indonesia terutama menekankan pada pemikiran konvergen, yaitu berfokus pada tercapainya satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau masalah. Murid-murid jarang dirangsang untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang atau untuk memberikan alternatif-alternatif penyelesaian suatu masalah. 
Untuk itu butuh suatu lembaga pendidikan yang mampu memberikan ruang pada anak untuk menumbuhkan kreativitasnya tentunya salah satunya adalah dengan memberi kesempatan dan waktu untuk bermain.  Bermain memberi kesempatan pada anak untuk mewujudkan ide-ide baru, menemukan sesuatu yang baru guna membentuk cita-cita yang unik dan kreatif.  Permainan yang mampu mewujudkan semua itu adalah Permainan Tradisional. Karena kebanyakan alat permainan mutakhir bersifat otomatis anak tidak banyak bergerak hanya menekan-nekan tombol dan tidak berinteraksi dengan anak-anak lain jadi dapat dikatakan sebagian besar permainan moderen sangat kecil untuk dapat meningkatkan kretivitas anak.
Jika kita ingin menyaksikan anak-anak bermain permainan tradisional yang sekarang sangat sulit kita temui maka datanglah saja ke sekolah Boarding School SMPIT Bina Amal Gunungpati Semarang  setiap habis Asar, maka kita akan dapat menyaksikan Anak-anak bermain permainan Betengan,Grobak Sodor,PetakUmpet, Kasti dll. Sangat menyenangkan menyaksikan anak-anak bermain bermacam-macam  permainan tradisional, mereka saling berkejaran, ceria dan tertawa, yang pastinya akan membuat kita teringat pada masa kecil kita. Kita akan merasa terbawa kembali kekehidupan masa lalu yang tentram dan menyenangkan. Tetapi tentu saja beda kondisi anak-anak Bina Amal dengan kita dulu, karena walaupun mereka bermain permainan tradisional bukan berarti mereka gaptek (gagap teknologi) seperti masa kecil kita. Karena disini mereka disediakan falisitas yang lengkap dari internet dan sebagainya hanya saja penggunaannya di atur. Jadi mereka bermain untuk mengisi waktu luang dan menumbuhkan kretifitas sosial mereka, berempati, berkerjasama dan memhami sifat rekan-rekanya. Tertarik untuk menyaksikannya silahkan saja jika ada waktu luang mampir ke SMPIT BINA AMAL.

Sumber :
http://etd.eprints.ums.ac.id/3568/1/F100020120.pdf
http://www.wowd.com/lp.jsp?cid=AppBar1009IntlFitriani, Yanti.2009.  Efektifitas Permainan Tradisional  dalam Peningkatan  Kreativitas  Anak. Skripsi.
            Fakultas Psikologi UMS.




Senin, Oktober 04, 2010

Pohon Impian


 Pohon Impian

Impian manusia adalah sebuah doa kepada Allah,  Impian adalah suatu keharusan bagi insan yang mengiginkan kehidupan yang lebih baik. Bahkan ada ungkapan yang sangat populer  bahwa hari ini adalah mimpi kemarin dan mimpi hari ini adalah kenyatan esok hari. untuk itu janganlah kita malas untuk bermimpi,  dengan catatan  mimpi kita bukanlah sekedar angan-angan tanpa aksi, bagaikan ungkapan mimpi disiang bolong, tapi yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita bisa menjadikan impian kita sebagai motivasi, dan membuat kita untuk bergerak menyusun langkah-langkah untuk mewujudkan Impian yang telah direncanakan.

Berawal dari hal di atas  pada momentum bulan yang istimewa bulan yang penuh berkah, bulan Ramadhan. SMPIT Bina Amal mengadakan acara Pondok Ramadhan yang disalah satu sesi acaranya adalah membuat Pohon Impian. Pohon Impian disini dilakukan dengan cara, anak di minta untuk menuliskan Impiannya  di dalam sebuah kertas yang  bergambar ilustrasi wajah mereka masing-masing. Sebelum mereka menuliskan impiannya, mereka terlebih dahulu diberikan motifasi terlebih dahulu,dan tentunya diberi pengertian bahwa permohonannya itu adalah doa kepada Allah SWT, bukan permintaan kepada pohon atau  kepada makhuk Allah lainnya.

Siswa menulis bermacam-macam harapan, berikut ini salah satu tulisan harapan siswa: " Saya pingin mendapatkan nilai UN terbaik sekelas atau gak minimal nilai saya 80, saya pingin membahagiakan orang tua saya, saya berharah keluarga saya masuksurga semua, saya berharap dapat menjadi contoh terbaikbuat adik-adik saya, saya ingin cita-cita saya tercapai, saya ingin belajar dengan giat molai dari sekarang demi menggapai cita-cita di dunia dan akhirat, saya pingin berguna bagi nusa dan bangsa".

Setelah anak selesai menuliskan harapanya, maka telah disediakan  pohon kayu yang telah di hias untuk di gunakan sebagai tempat menggantungkan harapan para siswa. Pohon tersebut kemudian di letakkan dikelas, dengan harapan setiap ada orang yang membaca harapan-harapan siswa tersebut mengamininya dan mendoakan kepada Allah agar harapan para siswa dikabulkan.