Laman

Rabu, Maret 02, 2011

Aku Renungan


Allah, betapa sedih dan gelisah hati ini oleh dosa-dosaku, hari demi hari terasa semakin banyak dosa dan khilaf yang semakin bertumpuk, hati resah tak bertepi, hampa.  Al-Ghaffar... damaikanlah Hati dan pikirku dengan ampunanMu yang tiada bertepi, lapangkan hati ini menerima hikmahMu dan bimbinglah hati ini kejalan yang engkau ridhoi, karena hati ini masih saja memandang dosa adalah sebuah kewajaran.

Terluka memar jiwa ini oleh kezhalimanku dan kebodohanku  sendiri, jiwa ini masih selalu terkotori oleh kemaksiatanku. Ar-Rahiim...obatilah Jiwa ini dengan kasih sayangMu, serta Layakkanlah jiwa ini disemayami kebenaranMu.

Sakit nurani ini oleh pengkhianatan hawa nafsuku yang sering menindas dan mengilas. Al-Lathif....sembuhkan ia dengan kelembutanMu. Tundukkan hawa nafsuku dengan takut terhadapMu.

Al-Rasyid...Pantaskan ragaku tuk menebar kebajikanMu dibumi ini dan senangtiasa berjalan dalam kebenaran.

Allah...Luaskan dan lapangkan akalku untuk bisa menerima dan memahami ilmuMU.

Al-Mujib... perkenankanlah Engkau mengabul doaku, jawab pintaku.

Al-Musawwir..baguskanlah ragaku, dengan ratmatMu, baguskan ucapkanku,.

Ar-Razzaq...luaskanlah rizkiku dan permudahkan langkah ini dalam menjemput RizkiMu yang Halal.

Al-Hadiy...bimbinglah langkah ini selalu menuju jalanMU, janganlah diri ini engkau biarkan tersesat dari RahmatMu, bimbinglah diri ini kedalam cahayaMU. 






Selasa, Maret 01, 2011

Belajar dari Mentari dan Bulan


Ingin jadi seperti Bulan atau Mentari, saya kira dua-duanya sama-sama indah dan sama-sama bermanfaat....
Sang mentari memiliki sinarnya sendiri dan memberikan kepada semua yang membutuhkan sinarnya, Ia terus memberi walaupun tak jarang kebaikannya sering di balas dengan cacian ataupun geraman. walaupun begitu Ia terus memberi karena, Ia tau bahwa sinarnya bermanfaat, dan Ia bersinar bukan mengharap pujian ataupun sanjungan dari manusia, Ia iklas bersinar memberi manfaat hanya mengharap ridho Ilahi.
Bagaimana dengan sang bulan, tentunya kita sudah tau semua bahwa sang bulan sebenarnya tidak memiliki sinar, dan tak seindah seperti yang terlihat. tetapi sang bulan dengan kondisi yang tidak sempurna mampu menampilkan  sebuah kesempurnaan di hadapan semua manusia. Ia tidaklah memiliki sinar, Ia hanya menangkap sinar mentari dan memberikan kepada bagian dunia yang gelap yang tidak terjangkau sinar sang matahari, Ia rela,mampu dan mau berbagi sinar walaupun Ia tidaklah mempunyai sinar yang berlebih sebagaimana sang mentari.

Jika demikian sesunguhnya tidak ada halangan dari diri kita ini untuk berbagi, belajarlah pada sang Bulan yang dengan keterbatasannya mampu memberikan arti, dan mampu berbagi, walaupun sinar yang Ia bagi tak secerah dan tak seterang sinar mentari, akan tetapi sinar sang bulan mampu menghadirkan keceriaan dan keindahan di malam hari. dari sini mari kita belajar bahwa dalam berbagi bukan dihitung berapa banyak kita memberi, tetapi dalam memberi yang terpenting adalah seberapa mampu kita memberi yang terbaik. walaupun yang kita berikan kepada saudara kita hanya sedikit atau sesuatu yang sangat sederhana, akan tetapi jika itu adalah sesuatu yang yang terbaik yang mampu kita berikan maka itu sudah lebih dari cukup.

Begitupula kita harus belajar dari sang mentari, yang senangtiasa iklas memberi sinar, tidak perduli apakah Ia dicaci atau dipuji, karena Ia hanya tau yang Ia berikan bermaanfaat, kalau ada seseorang yang tak suka pasti ada oranglain yang justru sebaliknya, ataupun bahkan sangat membutuhkan sinarnya. oleh karena itu jika kita memberikan kebaikan ataupun mengajak kepada kebaikan tetapi yang kita terima adalah cacian, maka tetaplah tergar,karena kita yakin yang kita beri adalah kebaikan.

Sumber gambar. googel/images, bulan dan mentari